Posts Tagged ‘tinjau’

Apa Maknanya Sih?

Disember 1, 2007

itu bukan aku.  bukan! tapi aku punya ia. ya aku punya!

sebenarnya aku tak punya pilihan yang banyak, yang ada di otak. mungkin otak ini sudah tepu hingga tak mampu cerna kebijakan baru kerna terlalu banyak informasi dituapkan kepadanya. atau mungkin aku punya otak ini sudah mengecut macam kulit yang mengerutu tatkala kita keluar dari peti sejuk – mengecut dan mandul pikiran ini. dan keyakinan ke-2 itu lebih kuat kerna dalam bulan terkebelakangan ini aku tak mampu untuk menjamah satu buku pun!

lalu setelah berkali-kali mencuba nama yang sesuai, dengan keadaan otak yang “lemah tenaga batinnya” akhirnya aku pilih satu kalimat yang biasa-biasa saja. yang tak punya ritma yang hebat, yang tak punya makna agung, yang tak panjang berjela-jela; TINJAU.

ada apa ya dengan tinjau?

biar aku ceritakan kepada kau sedikit saja dari sejumlah alasan yang aku ciptakan untuk membenarkan kelakuan ini.

satunya aku rasakan aku mau jadi pemerhati, yang punya binokular besar di depan mata. yang dapat meneropong segalanya [malah hingga boleh menerobos dalam kelambu pasangan pengantin baru].

kita di beri dua mata, dan kemudiannya dua telinga. dan 2 belahan otak yang menghasilkan minda. maka apakah kewajaran kalau kita tak menggunakan semua ini dengan maksima? pasti kalau kita diberi kanta pembesar. akan menambah kualitas pemusatan mata kita. malah hal-hal kecil dan yang samar-samar juga bisa menjadi nyata!

tapi ini bukan niat saya. yang saya niatkan untuk TINJAU adalah mau membicarakan hal-hal yang menghantui minda ini saja, dengan pandangan saya sendiri. dan saya tidak peduli andai pandangan saya ini berseberangan, atau kelihatan mengancam pandangan umum. kerna kebebasan berpikir itu tak dapat dibendung dengan sekadar prasangka atau stikma, malah taqlid buta.

ijtihad tak mampu membatalkan ijtihad yang lain. tapi hujjah yang benar sumber dan penyebutannya itulah yang akan menundukkan sebuah ijtihad.

keduanya ialah tinjau ini sebenarnya adalah kepanjangan dari kalimat tinju, yang ditambah hurus awal rumi – A. jadi TINJU itu adalah segenggam jari jemari yang ditujahkan ke muka lawan, dengan niat untuk mencelakakan musuh / tersangka / korban. kalau tujahan itu kuat, maka bisa mematikannya, kalau sedikit kuat, mingkin mangsa akan rebah dan pengsan sekejap, atau juga akan gugur dan mengerang kesakitan. walau bagaimana keadaan mangsa, yaang pasti matanya akan lebab, dan mangsa tak akan dapat melihat dengan jelas, penglihatannya kabur. dan dia sudah pasti tak mampu menggunakan binokular. dan akhirnya aku lah seorang saja yang boleh pakai binokular dengan aman.

kau jangan ingat pula mangsa adalah manusia-manusia yang tak berdosa. itu silap. kerna aku manusia yang punya pertimbangan serta aku seorang melayu muslim. mangsa seharusnya adalah mansisa yang selalu tak memakai otak dalam berfikir. yang bisa kita katakan dia adalah manusia yang otaknya sejengkal dari otak lembu.

kerna itu, TINJAU sebenarnya tak punya andil yang besar untuk perubahan atau pembaikan, tetapi ia sekadar melahirkan perasaan marah dan geram. kerna aku manusia biasa-biasa saja.  seperti kata We We dalam bukunya Partai Orang Biasa; orang biasa itu mau hidup seperti biasa, pikir seperti biasa, makan seperti biasa. dan orang biasa itu kadang marah dan kadang gembira.

biar kita marah kalau kemarahan itu bisa menyedarkan kita!

selamat membaca